• Web
  • psikucluk
  • AddThis

    Share |

    Minggu, 07 Februari 2010

    Motivasi Dalam Kepribadian: Teori Kebutuhan Murray

    Sumbangan terpenting Murray dalam teori maupun penelitian bagi kepribadian adalah konsepnya tentang kebutuhan untuk menjelaskan motivasi dan pengarahan terhadap tingkah laku. Sangat penting untuk dicatat bahwa konsep kebutuhan ini bukan berkembang dari introspeksi dirinya sendiri atau dari studi kasus pasien yang mengalami tritmen tetapi melalui studi intensif subjek yang normal.
    Kebutuhan, merupakan sebuah hipotesis ”suatu kejadian yang dibayangkan sebagai upaya melaporkan suatu fakta objektif dan subjektif tertentu”, hal ini didasari oleh hal fisiologis.
    Penelitian orisinil Murray mengarahkan pada daftar dari 20 kebutuhan. Sejak itu, Murray dan kolega-koleganya dan murid-muridnya menawarkan beberapa modifikasi, tetapi ke-20 kebutuhan orisinil tersebut masih mewakili kebutuhan yang terutama dalam sistemnya. 20 kebutuhan tersebut adalah :

     
    Penguasaan, Dominance (n Dom)
    Untuk mengontrol lingkungan orang lain. Untuk mempengaruhi atau mengarahkan tingkah laku orang lain. Meminta supaya jangan mengerjakan sesuatu, mengendalikan, atau melarang.
    Rasa hormat, Deference (n Def)
    Untuk mengagumi atau mendukung keunggulan orang lain. Untuk memuji, menghormati, atau memuliakan. Untuk berusaha menyamai atau melebihi yang patut dicontoh. Untuk menyesuaikan diri dengan adat atau kebiasaan.
    Otonomi, Autonomy (n Auto)
    Untuk melawan paksaan dan pembatasan. Untuk menjadi mandiri dan bebas dalam bertindak berdasarkan impuls. Untuk menentang adat atau kebiasaan-kebiasaan. Untuk menghindari atau terlepas dari kegiatan yang sudah ditentukan oleh kewenangan yang bersifat menguasai.
    Penyerangan, Aggression (n Agg)
    Untuk mengatasi lawan dengan penuh kekuatan. Untuk berkelahi. Untuk membalas rasa sakit atau luka. Untuk mencela dan mengumpat dan memfitnah dan untuk meremehkan atau mengejek.
    Kerendahan diri, Abasement (n Aba)
    Untuk tunduk secara pasif kepada kekuatan eksternal. Untuk menerima luka, memikul kesalahan, kritikan, dan hukuman. Untuk mencari dan menikmati kesedihan, hukuman, kesakitan, dan ketidakberuntungan.
    Prestasi, Achievement (n Ach)
    Untuk menyelesaikan sesuatu yang sulit dan mencapai standar yang tinggi. Untuk bersaing dan mengungguli orang lain dan untuk menguasai, menggerakkan, atau mengatur objek-objek fisik, manusia, atau ide-ide.
    Keharuan, Sentience (n Sen)
    Untuk mencari dan menikmati kesan dan kenikmatan yang dapat ditangkap pancaindera, yang menyentuh perasaan.
    Penonjolan diri, Exhibition (n Exh)
    Untuk membuat suatu kesan, menghibur, mengejutkan, membangkitkan minat, menarik perhatian, atau memikat hati.
    Bermain, Play (n Play)
    Untuk melakukan tindakan bersenang-senang tanpa tujuan lebih lanjut. Untuk menyediakan waktu luang.
    Persatuan, gabungan, Affiliation (n Aff)
    Untuk menjadikan diri dekat dan menikmati kerjasama dengan sekutu lain. Untuk menyenangi dan mendapati kasih sayang dari keterikatan antara satu dengan yang lain.

    Penolakan, Rejection (n Rej)
    Untuk memisahkan diri dari orang lain yang dipandang negatif. Untuk mengucilkan, tidak memperdulikan, membuang.
    Membuat orang iba, Succorance (n Suc)
    Untuk mendapatkan kepuasan kebutuhan dari bantuan simpatik orang lain. Untuk selalu punya pendukung. Untuk dirawat, didukung, ditopang, dikelilingi, dilindungi, dituruti kehendaknya, dimaafkan, atau dinasehati.
    Pemeliharaan, Nurturance (n Nur)
    Untuk memberikan rasa simpati dan memuaskan kebutuhan orang lain yang tidak berdaya. Untuk menyediakan kebutuhan, menolong, mendukung, menghibur, melindungi, memberikan rasa nyaman, merawat, atau menyembuhkan.
    Menghindari rasa hina, Inavoidance (n Inf)
    Untuk menghindari penghinaan. Untuk keluar dari situasi yang memalukan. Untuk menahan diri dalam bertindak karena takut akan kegagalan.
    Membela diri, Defendance (n Dfd)
    Untuk mempertahankan diri terhadap serangan, kritik, dan celaan. Untuk menyembunyikan atau membenarkan perbuatan tercela, kesalahan atau penghinaan.
    Kebutuhan untuk mengimbangi, Counteraction (n Cnt)
    Untuk menguasai atau memperbaiki kegagalan dengan berusaha lagi. Untuk menghilangkan penghinaan oleh tindakan yang dilanjutkan kembali. Untuk mempertahankan harga diri dan kebanggaan diri dalam standar yang tinggi.
    Menghindari bahaya, Harmavoidance (n Harm)
    Untuk menghindari rasa sakit, luka fisik, penyakit, dan kematian. Untuk melarikan diri dari situasi yang berbahaya. Untuk melakukan tindakan pencegahan.
    Teratur, Order (n Ord)
    Untuk membuat segala sesuatunya secara teratur. Untuk menjaga kebersihan, penyusunan, pengorganisasian, keseimbangan, kerapian, dan ketelitian.

    Pemahaman, Understanding (n Und)
    Untuk menanyakan atau menjawab pertanyaan umum. Untuk mempunyai ketertarikan pada teori, untuk menganalisis dan menggeneralisasi peristiwa.
    Seks, Sex (n Sex)
    Untuk membangun dan meningkatkan hubungan yang erotik. Untuk melakukan hubungan seksual.
    Murray tidak berpendapat bahwa semua kebutuhan tersebut ada pada tiap orang. Beberapa kebutuhan ini ada yang mendukung atau sejalan dengan yang lainnya, tetapi juga ada beberapa kebutuhan yang berlawanan antara satu dengan yang lainnya. Melalui pengenalan akan hal tersebut, Murray kemudian menjelaskan bahwa terdapat 5 cara dalam mengelompokkan kebutuhan.

    Cara Mengelompokkan Kebutuhan
    Pengelompokkan pertama dari kebutuhan ialah dikotomi primer (atau viscerogenic) dan sekunder (atau psychogenic). Kebutuhan primer muncul dari proses di dalam tubuh dan meliputi kebutuhan untuk kepuasan utama demi kelangsungan hidup, begitu juga dengan beberapa kebutuhan yang tidak perlu dipuaskan untuk mempertahankan hidupnya, seperti seks dan rasa haru.
    Kebutuhan sekunder atau kebutuhan psychogenic muncul secara tidak langsung dari kebutuhan primer tetapi tidak berhubungan atau berasal dari dalam tubuh. Disebut sekunder bukan karena kebutuhan ini kurang penting bagi organisme tetapi karena kebutuhan tersebut berkembang setelah kebutuhan primer.
    Cara lain untuk mengelompokkan kebutuhan ialah dalam hal focal (memusat) dan dengan diffuse (menyebar). Pembedaan ini berkaitan dengan sejumlah obyek yang berguna untuk memuaskan kebutuhan. Kebutuhan focal dapat dipuaskan hanya dengan satu atau yang paling baik sedikit tujuan objek, sementara kebutuhan diffuse dapat dipuaskan oleh banyak objek. Apabila kebutuhan ini melekat erat pada objek yang tidak cocok, hal ini disebut fiksasi dan biasanya dianggap patologis
    Pengelompokkan ketiga ialah ke dalam tipe kebutuhan proaktif dan reaktif. Kebutuhan reaktif meliputi respon bagi sesuatu yang spesifik dalam lingkungan, di mana kebutuhan itu hanya muncul ketika objek itu muncul atau terlihat.
    Kebutuhan proaktif, di lain pihak, tidak bergantung pada kehadiran objek khusus apa pun di dalam lingkungan. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan spontan yang memanggil keluar tingkah laku yang seharusnya dilakukan kapan pun dibutuhkan, tidak bergantung pada lingkungan.
    Kebutuhan manifest dalam redaksi lain disebut dengan overt needs (kebutuhan terbuka atau nyata) dan latent dalam redaksi lain disebut dengan covert needs (kebutuhan tertutup atau samar) merupakan tipe keempat dari pengelompokkan. Kebutuhan manifest diekspresikan dengan jelas karena masyarakat  menerima ekspresi itu dan terkadang dihargai.
    Kebutuhan lain, bagaimanapun juga, hanya dapat diekspresikan secara samar, di dalam fantasi atau mimpi atau melalui simbol. Agresi, misalnya, di dalam lingkungan yang menahan ekspresi tersebut, hanya dapat ditunjukkan secara samar dan tetap menjadi latent.
    Pengelompokkan kelima meliputi tipe kebutuhan effect, process activity, dan modal. Kebutuhan effect mengarah pada suatu keadaan yang diinginkan atau hasil akhir. Operasi yang bersifat tanpa tujuan, tidak terkoordinasi, dan tidak fungsional dari berbagai proses yang mulai berlangsung sejak lahir disebut sebagai process activity. Ini adalah “kepuasan karena semata-mata berfungsi (sheer function pleasure), berbuat sekedar untuk berbuat. Modal  menuntut orang melakukan sesuatu dengan taraf mutu atau kualitas tertentu.

    Aspek Tambahan Dari Kebutuhan
    Kebutuhan juga dapat dibedakan menurut kondisi kepentingannya atau keinginannya dengan yang mana ada kekuatan emosional dalam melakukan suatu tingkah laku, suatu karakteristik yang Murray sebut sebagai kebutuhan prepotency. Konsep kebutuhan ini duganakan untuk menyebut kebutuhan yang “menjadi regnan karena sangat urgen apabila tidak terpuaskan.
    Konsep subsidiation mengacu pada situasi dimana satu kebutuhan dilakukan untuk membantu memuaskan kebutuhan lainnya. Dan konsep fusi mengacu pada sejumlah kebutuhan yang berbeda namun menghasilkan tingkah laku yang sama.
    Murray mengakui bahwa objek-objek lingkungan dan peristiwa-peristiwa pada masa anak-anak dapat secara kuat mempengaruhi perkembangan kebutuhan tertentu dan, dalam kehidupan nantinya, dapat menyebabkan dan memunculkan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Ia menyebutnya sebagai pengaruh tekanan, karena objek atau peristiwa menekan atau memberi tegangan pada individu dalam cara tertentu.
    Tentu saja, seperti yang kita tahu, kita seringkali menangkap dunia sekitar kita dalam kondisi yang subjektif; yang adalah, gambaran objek-objek dan peristiwa-peristiwa kita biasanya tidak selalu sejalan dengan kenyataan. Jadi, pengaruh tekanan dari lingkungan mungkin ditangkap secara subjektif atau objektif. Tekanan yang ditangkap secara objektif – yang mengarahkan pada reflek sesuai kenyataan – disebut tekanan alfa, sementara tekanan yang ditangkap secara subjektif dan yang diinterpretasikan disebut tekanan beta.
    Dikarenakan adanya kemungkinan interaksi yang selalu ada antara kebutuhan dan tekanan, Murray mengenalkan konsep lain: tema. Tema – “struktur dinamis dari sebuah peristiwa” – adalah penggabungan dari tekanan dan kebutuhan, mengkombinasikan sifat alami lingkungan dan sifat alami orang itu. Sebagian besar secara nirsadar, tema menghubungkan kebutuhan-kebutuhan dan tekanan-tekanan dalam satu pola, di mana fungsinya adalah untuk memberikan keharmonisan pada tingkah laku individu. Pola dari tema tersebut terbentuk melalui pengalaman pada masa anak-anak dan kemudian akan menjadi tekanan yang kuat bagi kepribadian individu. Pola tersebut membawa kesatuan dan keteraturan bagi tingkah laku yang kemudian disebut sebagai kesatuan-tema.
    Dalam pekerjaan selanjutnya, Murray mengenalkan konsep lainnya, value-vector,  yang dimaksudkan untuk mengganti konsep awalnya tentang kebutuhan. Vector mengacu pada arah yang ditunjukkan lewat tingkah laku dan intensitas hasrat yang memunculkan tingkah laku. Beberapa vector yang dibuat oleh Murray di antaranya ialah memperoleh, menghindar,  membangun, menghancurkan, dan memaksa keluar .
    Value (nilai) mengacu pada hal-hal ideal yang dipegang individu, mencakup intelektual, ideologi, estetika. Dalam kerjanya bersama dengan individu, Murray mengumpulkan informasi tentang apa yang berguna bagi orang itu (nilai) dan bagaimana ia berperilaku dalam berhubungan dengan nilai ini (vector) dan menyusunnya dalam satu deretan dan kolom matriks. Konsep tersebut, masih terus dikembangkan, dimaksudkan untuk menyediakan penjelasan objektif yang spesifik dari tingkah laku untuk menggantikan penjelasan teori yang samar yang muncul dari penggunaan konsep kebutuhan dan tekanan.

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Ngobrol bo...


    ShoutMix chat widget