Konflik merupakan suatu proses yang terjadi bila perilaku seseorang terhambat karena perilaku orang lain. Konflik biasa terjadi dalam suatu hubungan yang erat. Konflik akn semakin mudah tercipta jika interdpendensi suatu hubungan meningkat. bila interaksi menjadi semakin kerap muncul dan melibatkan berbagai kegiatan dan hal-hal yang semakin luas, maka peluang munculnya ketidakserasian/ketidaksesuaian akan semakin besar. Briker & Kelley (1979) menemukan, bahwa pada umumnya konflik jarang muncul dalam hubungan kencan yang masih awal, dan menunjukkan suatu peningkatan yang mencolok ketika hubungan kencan semakin serius.
Briker & Kelley (1979) mengelompokkan macam-macam dari konflik menjadi tiga kategori, yaitu:
- Perilaku spesifik, hal ini menunjukkan bahwa konflik bersumber pada perilaku spesifik dari salah satu pihak atau bila salah satu pihak tidak berhasil memeberikan ganjaran yang diharapkan dari pihak lain. seperti rasa kasih sayang yang tidak terpenuhi, kecurigaan berlebih yang dapat menyebabkan kita terhambat untuk melakukan aktivitas-aktivitas.
- Norma & peran, hal ini berkaitan dengan hak & kewajiban pihak-pihak yang terlibat, yaitu pasanagn dari hubungan yang dijalankan.
- Disposisi Pribadi, acapkali seseorang memunculkan perilaku khas untuk menanggapi maksud dari rekannya atau pasangannya.
Menurut Briker & Kelley, ketiga bentuk ini mencerminkan suatu fakta, bahwa pihak-pihak yang berhubungan mengalami tiga tingkat interdependensi. Pada tingkat perilaku, mereka mengahdapi masalah-masalah yang berhubungan dengan usaha mengkoordinasikan perilaku spesifik. Pada tingkat normatif, yang menjadi masalah adalah tawar-menawar aturan dan peran yang akan dijalani. Pada tingkat disposisi pribadi, mereka akan mulai saling mencela kepribadian dan tujuan dari pasangannya atau rekannya.
Bentuk interdependensi yang terakhir ini muncul karena pasangannya dianggap sebagai cermin untuk membenarkan gambarannya tentang dirinya sendiri. Konflik-konflik akan mudah muncul jika seseorang memandang dirinya sebagai yang terbaik dan paling bijak, namun pasangannya menilai dia adalah orang yang kasar dan mementingkan dirinya sendiri. Konflik juga bisa muncul, bila mereka menilai karakter pasangannya hanya melalui bentuk perilaku yang spesifik saja. Dalam hubungan yang erat, suatu peristiwa sekecil apapun akan ditafsiran dengan bermacam-macam penafsiran (Kelley, 1979).
Konflik dapat menunjang atau mengancam suatu hubungan, tergantung bagaimana menyelesaikannya konflik yang sedang terjadi. Di lain pihak, karena konflik dapat membangkitkan perasaan yang kuat, seringkali orang terjebak dan mengambil keputusan yang tidak membangun. Akibatnya, suasana yang terjadi dalam hubungan yang sudah terjalin menjadi semakin parah dan panas, yang akan menibulkan pencelaan terhadap pasangan masing-masing, dan keadaan ini tentu mengancam kelangsungan suatu hubungan yang terjalin.
0 komentar:
Posting Komentar